Monday, December 3, 2012

Mengidenifikasi Reversal dengan Scaling Out

Banyak teman trader merasa menyesal setelah tahu harga yang ditutup saat ini ternyata masih bisa melanjutkan trend. Merasa menyesal keluar posisi secara cepat padahal seandainya kalau dibiarkan beberapa waktu bisa menghasilkan lebih banyak. Apa penyebabnya? Karena Anda merasa takut akan kehilangan keuntungan yang telah didapat.

Apapun alasannya, keluar posisi maupun open posisi sebetulnya membutuhkan mindset serta kedisiplinan untuk menetapkan target di dalam fikiran Anda. Banyak temen-temen trader pemula yang cenderung keluar posisi terlalu cepat hanya untuk mengejar pasar. Biasanya mereka mencoba masuk pasar kembali untuk membuka posisi dalam rangka mendapatkan profit lebih.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana supaya hal ini tidak terjadi kepada Anda? Sebagai trader, Anda dapat mencoba menjadi seorang scalper, intraday, dan long therm. Setelah Anda bisa dikatakan sebagai seorang dengan masing-masing tipe tersebut, apakah Anda mampu mengelola posisi sepanjang hari, sepanjang bulan, atau sepanjang tahun? Atau Anda lebih memilih menetapkan tujuan yang jelas setiap open dan closenya? Hal ini perlu Anda fikirkan sebelum mencoba membuka posisi baru untuk trading kedepan. Beberapa dari trader lain, lebih suka mengambil 2-3 point saja atau disebut sebagai scalper, apakah seperti itu yang selama ini Anda inginkan?  

Scaling Out
Scaling Out adalah metode yang dipakai untuk membantu dalam mengendalikan keserakahan dan rasa takut. Biasanya trader akan membuka posisi pertama sekitar 10 sampai 15 point. Terserah Anda membuka posisi buy atau sell. Nah setelah open pertama ternyata harga mengalami kerugian sebesar 15 point, maka open posisi kedua segera di buka dengan open dan lot yang sama. Begitu posisi kedua sudah terbuka, TP ditempatkan pada saat open posisi pertama.

Bagaimana bila harga berlawanan dengan open posisi saat ini? Karena harga ternyata terus melakukan pergerakan, maka setiap 15 point di lakukan open posisi double. Artinya Anda mencontoh seperti strategi martingale. Scaling Out digunakan pada saat terjadi sideway trend, sehingga pergerakan lebih kecil dan tidak terlalu kencang.

Mengidentifikasi Reversal
Para trader pemula harus memiliki strategi dan metode yang bisa menghasilkan keuntungan. Anda dapat melihat pada keadaan detik-detik reversal menggunakan pivot point. Biasanya harga akan menguji daerah bagian bawah atau diatas pivot. Kenapa? Karena harga ingin melihat apakah ada pembeli atau penjual didaerah tersebut. Jika setelah haga datang, ternyata tidak ada pedagang diarea harga tersebut, maka harga akan turun / naik ke batas selanjutnya.



Pada grafik di atas, coba perhatikan harga yang sedang diarea panah pertama. Diharapkan harga akan terus turun sampai kebawah. Namun, ternyata harga hanya berhenti di daerah support terdekat, sehingga harga akan memantul atau reversal kembali. Jika hal ini diketahui oleh trader, maka Anda sudah memegang kunci kemenangan.

Kesimpulan
Harga akan mengalami reversal setelah mendekati daerah support maupun resistense terdekat. Selama harga belum menguji atau mendekati daerah-daerah SR tersebut, maka harga akan terus membuat trend. Dengan cara tersebut, Anda dapat menempatkan scaling out untuk menjalankan transaksi Anda kedepan. Bila Anda lebih suka dalam waktu jangka pendek, gunakan time frame lebih kecil, bila suka jangka panjang maka gunakanlah time frame yang besar.

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 ForexLogica by ForexLogica | Blogger